Kota Madinah merupakan kota pertama yang menjadi tempat hijrahnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan tempat pertemuan antara kaum Muhajirin dan Anshar. Madinah memiliki banyak keutamaan yang tercantum dalam berbagai hadis shahih. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Madinah sebagai Tanah Haram
Allah telah menjadikan Madinah
sebagai tanah haram, sama halnya dengan Kota Mekkah. Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّ
إِبْرَاهِيمَ حَرَّمَ مَكَّةَ وَإِنِّي حَرَّمْتُ الْمَدِينَةَ
“Sesungguhnya Ibrahim telah mengharamkan Kota Mekkah, dan
aku juga mengharamkan Madinah” (HR. Muslim). Yang dimaksud dengan
mengharamkan Madinah adalah menegaskan status keharamannya, meskipun yang
mengharamkan sebenarnya adalah Allah, sementara Nabi hanya menyampaikan hal
tersebut.
Madinah memiliki
batas-batas tanah haram yang jelas:
- Batas
Utara: Gunung Sawur
- Batas
Selatan: Gunung Air
- Batas Barat dan Timur: Dibatasi oleh Labbah atau harrah
(dataran berbatu hitam). Harrah barat disebut Al-Wabiroh,
sedangkan harrah timur disebut Wakim.
Madinah memiliki hukum khusus
karena status tanah haram ini, seperti tidak boleh memotong pohon berduri dan
memburu hewan buruannya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
“Sesungguhnya Ibrahim mengharamkan Mekkah dan aku mengharamkan Madinah di
antara dua labbahnya. Tidak
boleh dipotong tumbuhan berdurinya dan tidak boleh diburu hewan buruannya” (HR.
Muslim).
Oleh karena itu, umat Islam yang berada di Madinah harus menjaga adab dan
tidak boleh menyakiti sesama, baik dengan perkataan maupun perbuatan, terlebih
karena Madinah merupakan tempat yang utama untuk beribadah dan mendekatkan diri
kepada Allah.
2. Syafaat untuk yang Meninggal di Madinah
Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam berjanji akan memberi syafaat bagi umat yang
meninggal di Madinah. Beliau bersabda: “Barang siapa yang mampu meninggal
di Madinah, hendaklah ia meninggal di sana, karena aku akan memberikan syafaat
bagi orang yang meninggal di Madinah” (HR. At-Tarmidzi dan Ibnu Majah).
Di dalam Hadist yang lain Beliau Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
bersabda :
الْمَدِينَةُ
خَيْرٌ لَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ، لَا يَدَعُهَا أَحَدٌ رَغْبَةً عَنْهَا،
إِلا أَبْدَلَ اللهُ فِيهَا مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْهُ، وَلا يَثْبُتُ أَحَدٌ عَلَى
لَأْوَائِهَا
وَجَهْدِهَا،
إِلا كُنْتُ لَهُ شَهِيدًا أَوْ شَفِيعًا يَوْمَ الْقِيَامَة
Kota Madinah lebih baik bagi mereka seandainya mereka mengetahui. Tidaklah
seseorang meninggalkan kota Madinah karena benci terhadap kota ini, kecuali
Allâh akan menggantikannya dengan yang lebih baik dari orang tersebut, dan
tidaklah seseorang bersabar atas kesempitan rezeki di Madinah dan kesusahan di
kota Madinah, kecuali aku akan enjadi pemberi syafa’at atau saksi baginya pada
hari kiamat. [HR. Imam Muslim]
Selain itu, Rasulullah juga bersabda: “Kota Madinah lebih baik bagi mereka
seandainya mereka mengetahui. Tidak ada orang yang meninggalkan Madinah
karena kebencian, kecuali Allah akan menggantikan orang itu dengan yang lebih
baik. Tidak ada yang bersabar dengan kesulitan di Madinah kecuali aku akan
menjadi saksi atau pemberi syafaat bagi orang tersebut pada hari kiamat”
(HR. Muslim).
3. Doa Rasulullah untuk keberkahan Madinah
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mendoakan agar Madinah diberkahi
oleh Allah. Beliau bersabda:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي
مَدِينَتِنَا
“Ya Allah,
berkahilah kami di kota Madinah kami” (HR. Muslim).
Berkah di sini berarti bertambahnya kebaikan dan keberlanjutan kebaikan
tersebut.
4. Malaikat menjaga Kota Madinah
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam juga menyebutkan bahwa malaikat
menjaga kota Madinah agar tidak dimasuki oleh wabah penyakit (tha’un) dan
Dajjal. Beliau bersabda:
عَلَى أَنْقَابِ الْمَدِينَةِ
مَلَائِكَةٌ لَا يَدْخُلُهَا الطَّاعُونُ وَلَا الدَّجَّالُ
“Di jalan-jalan kota Madinah ada malaikat-malaikat yang
menjaga, sehingga tidak dimasuki oleh tha’un atau Dajjal” (HR. Muslim).
Tha’un adalah penyakit menular
yang mematikan, sementara Dajjal adalah fitnah terbesar di akhir zaman yang
akan menyebar ke seluruh dunia kecuali ke Kota Mekkah dan Madinah.
5. Madinah sebagai Tempat Berkumpulnya Iman
Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam bersabda:
إِنَّ الْإِيمَانَ لَيَأْرِزُ إِلَى
الْمَدِينَةِ كَمَا تَأْرِزُ الْحَيَّةُ إِلَى جُحْرِهَا
“Sesungguhnya
iman akan berkumpul di Madinah sebagaimana ular masuk ke sarangnya” (HR.
Al-Bukhari dan Muslim).
Maksudnya, Madinah akan selalu menjadi tempat yang penuh dengan iman, dan
umat Muslim selalu rindu untuk datang ke kota ini karena kecintaan mereka
terhadapnya.
Dengan berbagai keutamaan yang dimilikinya, Madinah menjadi kota yang
sangat istimewa bagi umat Islam. Selain sebagai tempat bersejarah, Madinah juga
menjadi tempat yang penuh berkah, keamanan, dan keimanan yang mendalam bagi
setiap orang yang tinggal atau mengunjunginya.